Banyak hal yang tak berubah. Aku? Masih sama. Sesekali angin
berhembus melewatiku memang. Dan itu hanya sebatas angin yang berhembus sesaat,
yang menyejukan dan hanya sesaat. Tak banyak yang harus disesalkan. Toh memang
semua tak bisa disesalkan. Sudah selayaknya begitu adanya. Menyadari bukan
berarti menyayangkan. Tak apa, berharap semunya akan baik-baik saja seiring
berlalunya waktu.
Dan aku bukanlah pecundang yang berusaha menangkap angin. Aku
menyukainya, tapi aku akan melepasnya pergi dengan sunggingan senyum saat
waktunya tiba. Karena aku tahu, ia dalam perjalanan mencari tempat yang tepat
untuk berlabuh. Bukan hal yang mudah memang. Sesekali bahkan terasa linu
mengiris.
Angin tetaplah angin, aku tak mampu membuatnya tetap ada
disisiku. Sudah takdirnya untuk datang dan pergi dengan cepat. Tak baik
berlama-lama bersama angin bukan? Dan mungkin yang aku butuhkan bukanlah
hembusan angin yang sebentar kemudian menghilang. Barangkali aku hanya butuh
udara yang tak bergerak kemana-mana. Hanya mengikuti kemana aku melangkah. Membantuku
bernafas, membantuku melewati suramnya musim penghujan yang menghembusan angin
dingin yang menusuk-nusuk ke tulangku. Barangkali.
Posting Komentar